Juni 2018 ~ FKPQ Klari Karawang






Minggu, 03 Juni 2018

Berbisnis Dengan Allah

04 06 2018
Bisnis dg Allah Sebagian kita mungkin akan sedikit tersinggung dengan judul diatas. Sebagian diantara kita mungkin akan berpikir ‘masa hubungan dengan Allah dibisniskan?’ atau mungkin akan beranggapan ‘masa ibadah dijadikan bisnis?’. 
Sungguh, tidak seperti itu yang kami maksudkan. Bukanlah membisniskan ibadah yang kami maksud. Tapi, berbisnis yang melibatkan Allah di dalamnya. Bisnis yang telah dijanjikan Allah dalam kitab-Nya. Bisnis yang tidak akan pernah merugi. Bisnis yang sepenuhnya berisi keuntungan. 
 Allah SWT. Berfirman : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah : 261) Ini lah bisnis yang kami maksud. Menafkahkan sebagian dari rezeki yang kita peroleh di jalan Allah. Bukan semuanya. Tapi sebahagiannya saja. Ini juga bukan wajib. Karena kewajiban menafkahkan rezeki kita hanyalah dalam bentuk zakat. Dan zakat hanya berfungsi sebagai proteksi. Perlindungan atas harta kita. Namun, bisnis disini adalah sedekah kita. Infak kita di jalan Allah. Infak berfungsi sebagai investasi. Investasi gaib. Menanamkan modal di perusahaan Allah. Dan janji Allah jelas. Ia akan membalasnya. 

Bukan hanya sekali. Tapi sampai 700 kali. Bahkan lebih. Lantas, apa sih untungnya kita berbisnis dengan Allah? Dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan, Ippho Santosa menyampaikan, 

  Pertama, pasti dibalas, nggak pakai Insya Allah. Allah telah berulang kali berjanji akan membalas sedekah hamba-Nya tanpa syarat. Sedangkan, kita semua tahu bahwa janji adalah utang. Dan tidak mungkin Dia berhutang, ingkar, apalagi mangkir. Jika manusia yang berjanji. Maka kita diharuskan mengucapkan Insya Allah, sebagaimana firman Allah : “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya Aku akan mengerjakan Ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini“. (Q.S. Al-Kahfi : 23-24) Nah, jika Allah yang berjanji, maka Ia tidak perlu mengucapkan kata Insya Allah. Lho, Allah yang berjanji kok. Buat apa pakai isya Allah lagi? Ya nggak perlu lah. Janji-Nya sudah pasti. Sepasti-pastinya. Bukan seperti janji saya, janji Anda dan janji kita. Ya kan? Hehehe… 

  Kedua, langsung dibalas, nggak pakai lama. Tapi, kok kadang-kadang lama? Itu bisa saja masih dalam proses. Sesungguhnya, balasan itu telah dimulai hari itu juga. Cuma prosesnya yang memakan waktu lama hingga kita baru merasakan balasannya beberapa hari kemudian. Terus, mungkinkah Allah menunda balasan sedekah kita? Tidak mungkin. Dalam Al-qur’an telah berulang kali disampaikan bahwa bersedekah itu layaknya memberi pinjaman yang baik kepada Allah. Tentulah Dia akan langsung membalas – kontan – karena mustahil Dia sampai berhutang. Dan bukankah perhitungannya sangat cepat dan ia memiliki sifat yang Maha Menyegerakan? (tidak seperti kita yang suka menunda-nunda…) 

  Ketiga, Bukan lagi menjaga harta, tapi meningkatkan harta. Dalam kitab suci, bersedekah diistilahkan ‘menafkahkan harta’ atau ‘membelanjakan harta’. Inilah isyarat untuk bersedekah banyak. Bukan ‘menyisihkan harta’ sebagaimana dipahami sebagian besar masyarakat kita. Ya pantas, sedekah kita pun jadi sedikit. Menyisihkan artinya ya sedikit… ya kan? Yang jelas, 2,5 persen itu adalah zakat harta namanya. Zakat ‘hanya’ mampu menjaga harta. Bukan meningkatkannya. Sedekahlah yang mampu meingkatkan harta. Begini contohnya, harta Anda Rp. 1. Tanpa zakat, nilainya akan merosot tidak lagi Rp. 1. Dengan zakat, nilainya akan tetap terjaga Rp. 1. Dengan Sedekah, nilainya akan meningkat lebih dari Rp. 1. Boleh dibilang zakat itu adalah proteksi dan sedekah itu adalah investasi. 

  Keempat, Hasilnya yang luar biasa. Coba perhatikan kembali surat Al-Baqarah 261 di atas. Bukankah Allah telah berjanji untuk melipat gandakan balasan-Nya. Allah mengibaratkannya dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Artinya, Allah bisa membalas sedekah kita sampai dengan 700 kali lipat. 

  Kelima, Tidak Perlu Ikhlas. Ah, masa sih? Mungkin saja Anda akan bertanya demikian. Sekarang coba perhatikan Bill Gates, rajanya komputer, pemilik microsoft. Dan lihat juga Oprah Winfrey, presenter talk show nomor satu dunia. Keduanya adalah raja dan ratunya sedekah. Bill Gates mendedikasikan lebih dari lima puluh persen dari keuntungannya buat mendirikan lembaga amal. Oprah telah mendirikan begitu banyak panti asuhan bagi anak-anak terlantar. Apakah mereka ikhlas? Keduanya adalah Nasrani. Dan kebanyakan diantara mereka yang beramal lebih dikarenakan sebagai promosi dan mengurangi pajak. Jauh dari kata ikhlas. 

  Keenam, Amalan Paling Praktis. Bersedekah bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tidak ada batasan waktu dan dimensi. Investasi Anda tidak terbatas dan balasannya pun tidak pernah dibatasi. Bagiamana? Anda tertarik? Jika ya, mari kita coba bersama-sama. Dan kita tunggu balasan yang luar biasa dari Allah. Kalau ada bisnis yang pasti. Buat apa cari yang tidak pasti. Selamat mencoba… 





 > https://faridwajidi.wordpress.com/2013/11/28/berbisnis-dengan-allah

Popular Posts

Arsip

Total Tayangan Halaman

Roman

Roman
Bermanfaat sebelum mati

Copyright @ 2013 FKPQ Klari Karawang.